Tugas Makalah Teori Organisasi 2
Ilmu Ekonomi Makro
Disusun oleh :
Nama : M.Miftahul Arie
Kelas : 2ka04
Npm : 14110157
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ilmu ekonomi makro pada hakikatnya adalah ilmu ekonomi , sama seperti ekonomi mikro karena keduanya pembahasan mengenai masalah kelangkaan , bagaimana manusia sebagai individu yang rasional dan juga sebagai makhluk sosial mencoba mengatasi kelangkaan . Pembedanya (buka pemisah) mikro-makro hanyalah menunjukkan pembedaan tekanan pembahasan .Pada ekonomi mikro fokus analisinya adalah prilaku individu seperti perusahaan , tenaga kerja dan konsumen .sementara ekonomi makro fokus pembahasannya adalah bagaimana perilaku para agen ekonomi dalam konteks agregat (keseluruhan).
Kedua cabang ilmu ekonomi tersebut mempunyai tujuan yang sama , yaitu melihat apakah sudah terjadi alokasi sumber daya ekonomi yang efisien atau belum. Jika belum, apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya ? jika sudah, apakah efisiensi tersebut dapat ditingkatkan lagi atau tidak ? sinergi yang dihasilkan dari kedua cabang ilmu ekonomi ini terasa bila kita menerapkannya dan analisis ilmu-ilmu ekonomi harapan (applide economics) misalnya , dalam ilmu ekonomi pembangunan dapat dijelaskan bahwa masalah-masalah agregat yang dihadapi negara-negara yang sedang membangun (NSB), seperti tingkat produksi (Produk Domestik baru) yang rendah, mempunyai keterkaitan dengan masalah-masalah di tingkat ekonomi mikro, seperti rendahnya produktivitas pekerja dan ketidakefesienan pengelolaan perusahaan.
Ilmu ekonomi tidak diciptalkan secara mendadak tetapi ia berkembang melalui suatu proses yang panjang. Ilmu ekonomi dianggap sebagai satu disiplin ilmu baru mulai 1776, yaitu semenjak ditulisnya sebuah buku oleh seorang ahli ekonomi bernama Adam Smith, buku tersebut berjudul An Inguiry Into The Mature and Causes of the Wealth of Nations. Semenjak itulah Adam Smith oleh ahli ilmu ekonomi disebut sebagi bapak Ilmu Ekonomi
Baru pada tahun 1776, munculah tokoh baru bernama Adam Smith yang berhasil mengangkat penelaahan ekonomi menjadi suatu disiplin ilmu ekonomi, semenjak itu ilmu ekonomi sangat banyak dirasa manfaatnya oleh manusia di dalam usaha mereka untuk meningkatkan arah hidup. Jadi perjalanan ilmu ekonomi melalui masa yang sangat panjang.
Ilmu ekonomi berkembang terus , gagasan Adam Smith tersebut menjadi dasar bagi ahli ekonomi berikutnya, seperti Thomas Malthus, David Ricardo, dan John Stuart Mill. Ahli ekonomi ini disebut dengan ahli ekonomi Klasik. Tradisi klasik diteruskan dan dikembangkan oleh mazhab Austria dan dieteruskan oleh Leon Walras, Alfred Marshall pada tahun 1890-an. Tradisi klasik ini menelorkan perkembangan bagian teori ekonomi yang dekenal sebagai ekonomi mikro.
Sisi lain dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam Smith adalah cabang yang dikembangkan oleh Karl Marx dan dianut oleh negar-negara sosialis-komunis dan yang timbul belakangan di negara-negara yang menganut faham ekonomi liberal seperti golongan radikal atau golongan “New Left”. Pengertian tentang tradisi klasik yang menjadi sumber dari teori ekonomi mikro perlu benar-benar dicamkan karena pasti masih sering akan dijumpai.
1.2 Identifikasi Masalah
Tujuan Kebijakan EKONOMI MAKRO
1. Menstabilkan kegiatan ekonomi
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja tanpa inflasi
3. Menghindarimasalah inflasi
4. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran Menstabilkan Kegiatan Ekonomi
Tinggkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi Tingkat harga tidakmenunjukkan perubahan yang berarti Terdapat keseimbangan antara ekspor dan impor dan lalu lintasmodal dari/ke luar negeri Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
Kebijakan Fiskal
Langkah-langkah pemerintahmembuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian
KebijakanMoneter
Langkah-langkah pemerintahmelalui Bank Sentral (BI) untukmempengaruhi penawaran uang, mengubah suku bunga
Adapun identifikasi maslah dalam ekonomi makro :
1. Apa itu inflasi ?
2. Apa itu masalah pertumbuhan ekonomi dan pengangguran ?
3. Bagaimana cara mengatasi inflasi ?
4. Bagaimana dampak dan jenis pengangguran ?
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi yang baik ?
6. Bagaimana peran pemerintah dalam ekonomi makro?
1.3 Landasan Teori
Adapun Permasalahan yang terjadi di dalam ekonomi makro ada 5, yaitu:
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga yang bersifat umum dan terus-menerus. Kenaikan baru dikatakan inflasi jika terjadi secara umum dan bersifat terus menerus .Disisi teori ekonomi , gejala inflasi menunjukan terjadinya kelebihan permintaan (excess demand)di tingkat makro. Dari definisi tersebut mengapa inflasi menjadi focus utama ekonomi makro , sebab gejala inflasi menunjukkan inefisiensi perekonomian secara keseluruhan . jika tidak cepat ditangani , inflasi akan menekan kemampuan perekonomian dalam berproduksi karena melemahnya permintaan,terutama permintaan masyarakat berpenghasilan rendah dan tetap.
2. Pengertian Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi yang bertumbuh adalah ekonomi yang titik keseimbangan antara permintaan agregat (jumlah permintaan total terhadap barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode tertentu )dan penawaran agregatnya (jumlah produksi total barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode tertentu) makin baik dibanding periode sebelumnya. Tetapi gejalah inflasio menunjukan permintaan agregat lebih besar daripada pertumbuhan penawaran agregat , jadi solusi cara mengatasi inflasi adalah memacu penawaran agregat dan atau mempengaruhi permintaan agregat . Dalam hal ini peran pemerintah sangat diharapkan , namun jika kemerdekaan produksi disebabkan oleh banyak campur tangan pemerintah , maka pera pemerintah harus dikurangi
3. Masalah Pengangguran
Yang dimaksud dengan pengangguran adalah angka kerja (orang mencari kerja) tetapi tidak mendapatkan pekerjaan (seperti yang diinginkan). Tingkat pengangguran dalam 1 periode biasanya dinyatakan dalam bentuk %. Angka 10% pertahun bermakna bahwa dalam setahun 10% angkatan kerja tidak memperoleh pekerjaan. Angka pengangguran yang masih bisa di tolerir adalah 4-5% . angka pengangguran lebih dari 5% membawa dampak politis yang besar bahwa ilangnya kepercayaan kepada pemerintah dan krisis sosial. Secara ekonomi tingkat pengangguran tinggi mempunyai arti bahwa alokasi sumber daya manusia nya masih belom adil atua efisien.
4. Interkasi dengan perekonomian dunia
Dewasa ini tidak ada satu negarapun yang dapat berdiri sendiri dalam upaya menyejahterakan rakyatnya . Karena itulah kerjasama ekonomi internasional ,terutama perdanganga antarnegara, harus dilakukan . kejasama tersebut terdeteksi melalui analisis necara pembayaran atau nilai tukar mata uang.
5. Siklus ekonomi
Dalam Kenytaan ,output agregat tidak tumbuh mengikuti pola garis lurus, melaikan mengalami
naik turun secara teratur . Gerakan naik turun ini output agregat ini disebut siklus perekonomian atau siklus bisnis (business cycle). Pola naik turun mempunyai berbagai tingkat tenggang waktu: berjangka pendek (3-11 tahun) , jangka panjang (30-70), jangka sangat panjang (200) tahun. Tenggang waktu siklus ekonomi sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya .
Siklus ekonomi mendapatkan perhatian yang penting dalam teori ekonomi makro, karena dampak-dampak yang ditimbulkannya . misalnya resesi ekonomi yang berkepanjangan akan menjerumuskan perekonomian ke keadaan depresi . Sebaliknya ekspansi yang berkepanjangan juga akan menyulut inflasi , kemandekan ekonomi m dan akhirnya juga resei .
BAB II
Pembahasan
2.1 Masalah Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga yang bersifat umum dan terus-menerus. Kenaikan baru dikatakan inflasi jika terjadi secara umum dan bersifat terus menerus. Ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi :
1. Kenaikan harga
2. Bersifat terus menerus
3. Berlangsung terus menerus
1. Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya . misalanya harga sabun per uni tiap hari 80gr kemarin adalah Rp.1.000,00. Hari ini menjadi Rp.1.100,00. Berarti harga sabun naik Rp 100 , lebih mahal . dapat dikatakan telah menjadi kenaikan harga sabun.
2. Bersifat umum
Kenaikan harga dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut
Contohnya harga satu buah mangga harum manis dijakarta , jika belom dimusimnya dapat menccapai Rp.10.000.00/kg . tetapi jika sudah masuk musimnya sekitar akhir tahun , dapat dibeli dengan harga Rp 4.000 – Rp 5.000/kg . jadi harga mangga pada periode periode tertentu akan menalami kenaikan 2-3 kali lipat .Tetapi kenaikan harga yang sangat tajam tersebut akan menimbulkan inflasi , karena harga komonditas lain tidak naik
3. Berlangsung Terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belom akan munculka inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentan waktu minimal sebulan. Rentan waktu yg lebih panjang adalah triwulanan dan tahunan.
Beberapa indikator inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi semalam 1 periode , 3diantaranya adalah :
A. Indeks harga konsumen (consumer price index)
Adalah angka indeks yang menunjukan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam 1 periode .angka IHK diperoleh denga cara menghitung harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi dalam 1 periode . masing –masing barang dan jasa tersebut duberi bobot berdasarkan tingkat keutamaannya.
B. Indeks harga perdagangan bebas (wholesale price index)
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen , maka index harga perdangan besar melihat inflasi dari sisi proodusen .
C. Indeks harga implisit (GDP Deflator)
Walaupun sangat bermanfaat ,IHK dan IHPB memberikan gambara laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab, dilihat dari metode perhitungannya , kedua indikator tersebut hanya melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratusan jenis barang jasa,dibeberapa kota saja.padahal dalam kenyataanya , jenis barang dan jasa yang diproduksi/ konsumen dalam sebuah perekonomian dapat mencapai ribuan.
Alternatif dari indeks harga implisit
Mungkin saja terjadi , pada saat inginmenghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI. Hal ini dapat diatasi . sebab prinsip dasar perhitungan inflasi berdasarkan deflator (GDB deflator) adalah membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan rill
2.2 Definisi Pengangguran
Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak (mau) bekerja . seseorang dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari pekerjaan , namun tidak menumukannya .
Dalam ilmu ekonomi kependudukan (demografi), orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Berdasarkan katagori usia ,usia kerja adalah 15-64 tahun . tetapi tidak semua orang berusia 15-64 dihitung sebagai angkatakn kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja yaitu penduduk berusia 15-64 yang bekerja dan mencari kerja .
2.2.1 Jenis- Jenis pengangguran
Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut , pembahasan pengangguran akan lebih spesifik misalnya apakah pengangguran yang terjadi merupakan pengangguran sukarela (voluntary unemployment)
Atau pengangguran dukalara(involuntary unemployment). Pengangguran sukarela adalah pengangguran sementara, karena sesorang ingin mencari kerja yang lebih baik dan cocok. Pengangguran dukalara adalah pengangguran yang bersifat terpaksa diterima oleh seseorang. 2 Pengangguran tersebut erat dikaitkan dengan jenis-jenis pengangguran yaitu :
A. Pengangguran Friksional (frictional unemployment)
Adalah apabila dalam 1 periode tertentu perekonomian terus menerus mengalami perkembangan yang pesat , jumlah dan tingkat pengangguran akan semakin rendah. Dan pada akhirnya perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full enemployment) yaitu apa bila pengangguran tidak melebihi 4%. Pengangguran friksional bukanlah wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan memperoleh pekerjaan , melainkan sebagai akibat dari keingian untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
B. Pengangguran Struktural (Structural unemployment)
Dikatakan pengangguran struktural karena bersifat yang mendasar . pencari kerja tiddak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi pada perekonomian yang berkembang pesat. Misalnya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri kimia menuntut persyaratan yang relatif berat , yaitu pendidikan minimal sarjana muda (d3), mampu menggunakan komputer.
Dengan demikian mekanisme pasar yang semakin menglobal, maka toleransi terhadap kekurangan persyaratan tidak ada lagi . Dilihat dari sifatnya, pengangguran struktural lebih sulit diatasi dibanding friksional . selain dibutuhkan pendanaan yang besar , juga waktu yang lama
C. Pengangguran Siklis (cyclical enemployment)
Pengangguran Siklis atau pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingakat perekonomia. Pada saat ekonomi mengalami kemunduran perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksi. Dalam pelaksanaanya jam kerja dikurangi, sebagian mesin tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerja di berhentikan. Tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat pertambahan penduduk . apabila kemunduran ekonomi terus berlangsung sehingga tidak menyerap tambahan tenaga kerja, maka pengangguran konjungtur akan bertambah menjadi serius. Ini diperlukan kebijakan kebijakan ekonomi guna meningkatkan kegiatan ekonomi, dan harus diusahakan menampah penyediaan kesempatan kerja untuk tenaga kerja yang baru memasuki pasar tenaga kerja.
D. Pengangguran Musiman (Seasonal unemployement)
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi disektor pertanian. Misalnya , diluar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur , smpai menunggu musim tanan dan panen berikutnya.
2.3 Pertumbuhan Ekonomi
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuahan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat .dalam dunia nyata , amat sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan dalam periode tertntu . kesulitan ini muncul bukan saja karena barang dan jasa yang dihasilkan beragam , tetapi suatu ukuran pun berbeda.
Karena itu angka yang digunakan untuk menaksirkan perubaha output adalah nilai moneternya (uang ) yang tercemin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi , nilai PDB yang digunaka adalah PDB berdasrkan harga konstan. Meningat sulitnya mengumpulkan PDB, maka perhitunan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan setiap saat , biasanya dilakukan dalam dimensi waktu triwulanan dan tahunan.
Tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah ingin melihat apakah kondisi perekonomian membaik . ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) atau daerah asal produksi (regional).
2.3.1 Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sangat penting dan dibutuhkan . sebab, tanpa pertumbuhan tidak akan terjadi peningkatan kesejahteraan , kesempatan kerja , produktivitas , dan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi juga penting untuk mempersiapkan perekonomian menjalani tahapan kemajuan selanjutnya .
2.3.2 Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi
Para ekonomi aliran klasik telah lama dan terus menerus mempelajari gejala pertumbuhan ekonomi . faktor-faktor penentu pertumbuah ekonomi yaiu :
A. Barang modal
Agar ekonomi bertumbuh , stok barang modal harus ditambah . penambahan stok barang modal dilakukan lewat investasi.
B. Tenaga kerja
Didalam negara berkembang tenaga kerja masih merupakan faktor produksi yang sangat dominan . Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output . Sayangnya , jumlah TK yang dapat dilibatkan dalam proses produksi akan semakin sedikit bila teknologi semakin tinggi .
C. Teknologi
Hampir dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang semikin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi , jika hanya dilihat dari peningkatan output.
D. Uang
Dalam perekonomian modern , uang memegang peranan dan fungsi sentral . Uang bagi perekonomian ibarat darah dalam tubuh manusia. Tidak heran makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi , maka semakin besar output yang dihasilkan.
E. Manajemen
Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola perekonomian modern, teutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen yang baik kadang lebih berguna dibanding barang modal yang banyak .
F. Kewirausahaan (Entrpreneurship)
Didefinisikan sebagai kemampuan dan keberanian mengambil resiko guna memperoleh keuntungan .
G. Informasi
Pentingnya informasi dalam pertumbuhan ekonomi. Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric information).
2.4 Peranan Pemerintah
Berbeda dengan ekonomi mikro,dalam ekonomi makro peranan pemerintah mempunyai porsi yang sangat relatif besar. Kajian terhadap seberapa besar peranan pemerintah dimanifestasikan dalam pembahasan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan mengarah perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah-ubah jumlah uang beredar. Kebijakan fiskal adalah kebijakan mengarah perekonomian makro kekondisi yang lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah2-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah .
1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara. Mengatur Sumber-sumber penerimaan negara antara lain dan pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri. Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang bersifat rutin seperti membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang bersifat pembangunan. Dengan demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
2. Kebijakan Moneter
kebijakan Moneter yaitu sebuah kebijakan yang Berdasar pada Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bab 1 Pasal 10 yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga. Beberapa kebijakan fiskal dan moneter yang diambil pemerintah pada saat krisis untuk merespons anjloknya nilai rupiah adalah sebagai berikut :
* Kontraksi rupiah secara besar-besaran melalui kebijakan fiskal (APBN) dengan cara menekan pengeluaran dan menunda pembayaran-pembayaran yang tidak mendesak.* Bank Indonesia meningkatkan suku bunga, sehingga suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) mencapai 70% dengan maksud membatasi ekspansi kredit perbankan dan menarik uang yang beredar dan sistim perbankan yang dikonversikan ke dalam SBI pada Bank Indonesia.* Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar pada saat diperlukan jika rupiah menunjukkan tanda-tanda yang benar-benar mengkhawatirkan.
* Pembatalan dan penundaan berbagai mega proyek pemerintah guna memperketat pengeluaran melalui APBN serta mengurangi laju impor barang agar cadangan devisa tidak semakin terkuras. Demikian pula pihak swasta dihimbau untuk menunda berbagai proyek yang bernilai besar agar impor dapat dikurangi guna menolong cadangan devisa nasional
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan ekonomi yang semakin maju mengakibatkan masalah- masalah dalam perekonomian pun semakin kompleks. Dalam ekonomi makro punya ada banyak permasalahan yang harus diselesaikan dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya . Pemerintah pun harus menstabilkan pertumbuhan ekonomi dan mengambil langkah yang tepat agar permasalahan diatas tidak terjadi agar tidak terjadi inflasi dan pengangguran .
3.2 Saran
Agar pemerintah menigkatkan pertumbuhan ekonomi , dan juga menciptakan dan meningkatkan lapangan pekerjaan dan sumber daya manusia agar mampu bersaing . Dan berantas korupsi agar tidak semakin terpuruk .
Daftar pustaka :
Prathama Rahardja Mandala Manurung ,Teori Eonomi makro , universitas indonesia 2008